Rabu, 25 September 2019

No Pain No Gain

Posted by Sahabat Kribo on September 25, 2019 with No comments






Mengingat Perjuangan

Hari semakin sore, menandakan akhir dari pekerjaan ini.
"Permisi Pak, saya pamit pulang"  pamit sekertaris Gani.
"iya silakan dan hati-hati di jalan" jawab Gani kepada sekertarisnya.
Gani sendiri merupakan manager disalah satu perusahaan besar. sebelum menjadi manager, banyak hal yang telah dia lalui untuk mencapai kesuksesan seperti saat ini.
Kehidupan Gani saat ini berbanding terbalik 180 derajat dengan kehipuan saat dulu. saat belum bekerja, Gani merupakan anak dari  keluarga yang pas-pasan. orang tuanya hanyalah petani di kampungnya. Saat remaja pun Gani harus ikut banting tulang untung membiayai pendidikannya.
sore itu gani membereskan meja kerjanya, lalu gani menjatuhkan secarik kertas.
Gani mengambil dan membaca kertas tersebut yang bertuliskan "Aku Pasti sukses". kata tersebut merupakan kata motivasinya saat kuliah dulu.
Gani memegang kertas tersebut dan melihat foto wisudanya yang di pajang pada meja kerjanya sambil tersenyum. Lalu Gani duduk dan bersandar pada kursi kerjanya dan mulai mencoba mengingat kembali perjuangannya dulu.


Berawal Dari Sebuah Mimpi

Hari ini merupakan hari kebahagian bagi siswa-siswa SMK, karena hari ini merupakan hari kelulusan mereka, tidak terkecuali Gani. Siswa-siswa mulai saling mencoret seragam mereka, bertukar tanda tangan dan berfoto bersama.
Saat itu Gani juga ikut bergabung bersama teman-temanya walaupun hanya sebatas berfoto dan tidak mengikuti teman-temanya untuk mencoret seragam sekolahnya. 
Dalam benak pikirannya, seragam ini merupakan perjuangan dia selama 3 tahun di sekolah, perjuangan orang tuanya untuk membeli seragam tersebut dengan kerja keras mereka. Dia mencoba berfikir sebagaiknya baju tersebut disumbangkan, karena masih banyak pula orang yang tidak bercukupan seperti dirinya.
Saat berbagi kebahagaian telah setelah, Gani dan teman-temannya berkumpul pada sebuah ruangan kelas dan mulai saling membicarakan mengenai kegiatan mereka masing-masing setelah lulus ini. Dari pembahasan mereka, kebanyakan teman-temanya yang memilih berkuliah, dan ada pula yang ingin langsung bekerja.
"kalau kamu sendiri mau ngapain setelah ini gan ?" tanya salah satu teman Gani.
Terdiam sejenak, lalu menjawab ke temannya "belum tau nih, belum ada pikiran kedepan" jawab Gani.
Dalam pikiran Gani dia ingin melanjutkan berkuliah namun  Gani juga berfikir, sekolah SMK saja sudah membutuhkan biaya besar, apalagi Kuliah.
Setelah perbicaraan selesai, Gani dan teman-temannya keluar kelas dan pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Assalammualaikum" Salam Gani saat sesampainya dirumah .
"Waalaikum salam" Jawab kedua orang tua Gani.
Gani menuju kamarnya mengganti pakaian dan istirahat.
Saat sore Gani membantu orang tuanya di kebun. Sambil bekerja, orang tuanya melihat wajah Gani seakan sedang memikirkan sesuatu.
Dalam pikiran Gani dia merasa bingung, karena setelah lulus hanya dapat membantu orang tuanya di kebun. Ingin berkuliah namun terkendala faktor biaya dan tidak ingin memberatkan kedua orang tuanya.
Saat malam tiba orang tuanya pun bertanya kepada Gani apa yang dia pikirkan sehingga seakan terasa gelisa. Gani pun menjelaskan kepada orang tuanya sambil tertunduk lesu. orang tuanya pun coba menjelaskan bahwa mereka tidak terlalu menuntut lebih kepada Gani. Mereka hanya berharap Gani dapat melihat dan menjaga orang tuanya di hari tua nanti.
"Tak butuh harta dan kesuksesanmu yang selalu kami harapkan, tapi sikap dan perhatianmu kepada kami" Kata ayah Gani.
Beberapa hari kemudian, saat Gani dan orang tuannya sedang beristirahat dirumah menikmati makan siang, tiba-tiba terdengar ketukan pintu. saat itu ada seorang dari salah dinas dipemerintahan datang.
"Aslammualaikum. permisi apa benar ini rumah Gani" ? tanya lelaki berpakaian dinas tersebut.
"Waalaikum salam, iya benar. silakan masuk pak" jawab ayah Gani.
Lelaki itu pun masuk dan menjelaskan kepada Gani dan orang tuanya bahwa mereka menawarkan Gani untuk melanjutkan pendidikan pada bangku kuliah.
"Gani mendapatkan beasiswa yang diberikan kepada siswa-siswa yang memiliki potensi dan dianggap kurang mampu" kata Lelaki berbaju Dinas tersebut.
Orang tua Gani pun kaget karena mereka merasa tidak perna mendaftarkan Gani untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Lelaki berbaju dinas itu pun menjelaskan, bahwa ternyata Gani merupakan salah satu siswa yang masuk dalam 10 besar dengan nilai hasil ujian terbaik di daerahnya. Salah satu faktor Gani mendapatkan biaya siswa pun karena dia berasal dari keluarga yang kurang mampu namun dia adalah salah satu siswa yang berprestasi.
Hal itupun tidak disia-siakan Gani. Akhirnya hal yang Gani pikiran dan harapkan pun menjadi kenyataan. Hal lain yang Gani pikirankan adalah jika dia dapat berkuliah, mungkin saja dia dapat mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sehingga orang tuanya tidak harus bekerja di teriknya matahari. Dia berfikir orang tuanya semakin tua, tubuhnya sudah mulai lemah. mereka butuh istirahat dan menikmati masa tua mereka.
Akhirnya Gani dapat berkuliah. namun Gani tidak dapat membantu orang tuanya lagi untuk bekerja, karena kampus tempat Gani berkuliah jauh dari tempat tinggalnya. Gani pun harus Mengontrak Kost. Jarak antara kost Gani dengan kampusnya pun cukup jauh. Beasiswa yang Gani dapat hanya biaya kuliah saja bukan biaya hidupnya selama kuliah. Namun Gani sedikit dimudahkan dengan sepeda yang diberikan orang tuanya. 

Awal Dari Kesuksesan

Cuaca yang cerah, gowesan sepeda yang kuat menuju tempat dimana Gani ingin menimbah ilmu. Jarak bukan halangan baginya untuk terus belajar. Disaat orang lain menggunakan motor maupun mobil pribadi, namun Gani hanya menggunakan sepeda sebagai kendaraannya untuk pergi ke kampus. Dia tetap bersyukur, dalam pikirannya dia masih beruntung, karena diluar sana masih banyak yang belum diberikan kesempatan untuk mendapatkan hal sama bahkan lebih seperti dia.
Memasuki gerbang kampus dan men standarkan sepeda, Gani bergegas menuju ruangan.
langkah kaki yang tergesa-gesa menaiki tangga, menandakan kelas telah dimulai. Benar saja saat sampai di lantai menuju ruangan kelasnya, beberapa teman mahasiswanya sedang duduk bersantai ditangga.
"Kalian ngpain, dosen sudah masuk belum ?" tanya Gani ke teman-temannya
"Sudah Gan, kelas sudah mulai. Dosen juga udah masuk, percuma udah alpa kita" jawab salah satu temannya.
Gani yang mendengar perkataan temannya merasa kecewa, namua Gani tetap memberanikan diri untuk izin kepada dosennya untuk tetap masuk, walaupun resikonya absennya telah terlewatkan.
"Permisi Bu, maaf saya terlambat" kata Gani.
"yah sudah, silakan masuk. tapi kamu sudah tidak ibu absen" jawab ibu dosennya.
Gani pun masuk dan tetap mengikuti materi perkuliannya. walaupun dianggap alpa, setidaknya dia mendapatkan materi hari. Bagi Gani kuliah bukan hanya sebatas absen dosen melainkan ilmu yang didapatkan dari materi dosen juga sama pentingnya.
Waktu menunjukan kelas telah berakhir, menandakan aktifitasnya di kampus telah selesai. Di saat jam perkulian telah selesai, teman-teman Gani mengajaknya untuk nongkrong untuk melepas penat, namun Gani menolaknya dan lebih memilih pulag. Dalam hatinya Gani pun ingin bergabung, dan menikmati masa mudanya bersama teman-temannya.
Hal yang membuat dia tidak dapat bergabung adalah setelah pulang kuliah Gani melanjutkan kesibukannya dengan berjualan es cendol sebagai tambahan biaya hidupnya selama berkuliah, karena Gani tidak ingin merepotkan orang tuanya. Dagangan es cendol yang dijual pun bukan milik Gani, melainkan milik orang lain. Gani hanya berkerja paruh waktu walaupun hasilnya tidak seberapa.
Di Selah-selah kesibukannya, Gani selalu membawa buku catatan kuliah sebagai bahan belajarnya.
Saat berjualan, terkadang teman kampusnya maupun dosennya melihat dan bahkan ikut membeli es cendolnya. namun dia tidak pernah merasa malu maupun merasa minder. Karena menurutnya, setidaknya dia bekerja dengan halal dan tidak merepotkan orang lain.
Saat berjualan, dia melihat sesama temannya bahkan remaja seumurannya berjalan dan bergandeng tangan, layaknya seorang pasangan.
"Kapan aku juga dapat menggandeng seorang wanita seperti mereka dan memperkenalkan kepada orang tua ku" Dalam pikiran Gani.
namun dia kembali berfikir, dia hanya seorang yang berasal dari keluarga sederhana, mana ada yang mau dengan dirinya. hal itu terkadang yang membuat dirinya terlihat kaku saat berhadapan dan berbicara dengan seorang wanita.
Pikiran itu terkadang akan hilang dan dia kembali bersemangat ketika dia mengingat pesan orang tuanya.
"jika kamu sukses, bukan kamu yang mencari wanita,melainkan wanita yang akan mencarimu. Selain itu jodoh pun sudah ada yang atur, sekarang kamu harus focus menuntut ilmu dan membahagiakan orang tuamu terlebih dahulu" mengingat pesan orang tua gani.
Suara Adzan Magrib berkumandan, Gani pun bergegas pulang dan menyerahkan gerobak serta hasil jualannya ke pemiliknya. Tak lupa sebelum pulang Gani pun mampir ke Masjid untuk melakukan Sholat terlebih dahulu. Gani tidak lupa menjalankan tugasnya sebagai umat Islam yaitu beribadah.
"Sesibuk apapun, se lelah apapun tubuh ini dan sesulit apapun kehidupan jangn perna lupa untuk mengingat dan menjalankan apa yang telah diperintah Allah" Dalam benak pikirannya.
 

Cobaan Yang Harus Dilewati

Hari yang semakin gelap, tubuh yang sudah mulai lelah. Setelah selesai mengerjakan Sholat Magrib, Gani melanjutkan mendorong gerobaknya menuju rumah pemilik gerobak. ditengah perjalanan, Gani melihat beberapa pemuda sedang duduk dipinggir jalan sambil memegang gelas yang berisi minuman keras. Gani pun berusaha memberanikan diri untuk tetap melewati mereka karena hanya jalan tersebut yang dapat dilalui menuju rumah pemilik gerobak.
Saat melewati sekumpulan pemuda, yang kurang lebih berjumlah 4 orang, mereka mencoba memberhentikan Gani. Mereka menahan gerobak, dan meminta Rokok kepada Gani.
"Maaf bang, gak ada. soalnya gak merorok saya" Kata Gani.
Sekumpulan pemuda itupun tertawa, dan kembali meminta uang kepada Gani.
Gani yang saat itu membawa gerobak dan uang hasil jualannya mencoba menyembunyikan uang tersebut yang ada dicelananya.
"Kamu dengar gak ?" kata salah satu pemuda dengan nada keras sambil memukul gerobak.
"Maaf gak ada bang" Jawab Gani.
Mereka pun memaksa dengan menggeledahnya. Gani yang saat itu mencoba untuk melepaskan tangan mereka dan mendorong salah satu pemuda hingga terjatuh. Karena tak terimah, teman-temanya pun memukul Gani hingga terjatuh. Saat mereka ingin menggeledah Gani, beruntung ada beberapa orang yang lewat dan membantu Gani. sehingga beberapa pemuda itu pun lari.
Gani pun dibangunkan. Terdapat memar diwajahnya, namun dia tetap bersyukur karena uang hasil jualannya tidak diambil. Namun ada sedikit kerusakan pada gerobak dagangannya.
"Terimah Kasih Pak, sudah membantu saya" Kata Gani kepada beberapa orang yang telah membantunya.
Selanjutnya Gani pun melanjutkan perjalan pulangnya untuk mengantar gerobak jualannya. Sesampainya di rumah pemilik gerobak, gani menjelaskan yang telah terjadi kepada pemilik gerobak.
"Maaf pak gerobaknya rusak. Besok saya akan memperbaikinya" jelas Gani kepada pemilik gerobak.
Pemilik gerobak yang melihat gerobaknya rusak dan mendengar penjelasan Gani bukannya marah, malah memberi Gani uang untuk mengobati luka-lukanya.
"Sudah tidak apa-apa nak. yang penting kamu selamat. lagian gerobaknya hanya rusak sedikit. biar bapak saja yang perbaiki. lebih baik kamu pulang dan beristirahat" kata pemilik gerobak kepada Gani.
Gani merasa tidak enak, sehingga dia tidak mengambil uang tersebut. Gani hanya berpamitan dan kembali pulang ke kostnya.
"Tidak usah pak. uangnya simpan saja untuk perbaiki gerobak bapak. Luka saya tidak parah, hanya memar sedikit. Saya pamit dulu pak. Assalammualaikum" Pamit Gani kepada pemilik gerobak. Gani pun pulang ke kostnya.
Sesampai di kostnya, Gani memberiskan diri dan duduk sejenak. Kost yang hanya berukuran kecil, hanya muat untuk 1 orang dan hanya beralaskan kasur kecil ini merupakan tempat tinggalnya selama berkuliah.
Di saat kelelahannya, dia mengambil buku kuliahnya untuk membaca sedikit materi kuliah untuk mata kuliahnya besok. Saat membaca buku, dia menengok tulisan yang tertempel di dindingnya.
Tulisan tersebut adalah "Aku Pasti Sukses". Tulisan yang menjadi semangat dan motivasinya.


Kesuksesan Menanti

Kesabaran dan semangatnya membawa dia sampai ke tahap akhir perjuangannya yaitu sidang skripsi. Gani merupakan mahasiswa tercepat di fakultasnya mampu sampai duluan ke tahap sidang skripsi. Gani banyak melewati hal-hal sulit untuk sampe ke Sidang skripsi ini, diantaranya skripsinya harus berulang kali dicoret, mencari dosen yang susah untuk revisi hingga bagadang tiap malam untuk menyelesaikan skripsinya.
Ditengah kesibukan skripsinya dia tetap berjualan dan sesekali membantu teman-temannya untuk menyelesaikan skripsi mereka.
Hal yang sangat dia ingat yaitu harus bekerja menyangkul tanah dan mengecat rumah dosennya hanya untuk mendapatkan tanda tangan dosen. Namun Gani tidak perna mengeluh, karena baginya sesuatu yang bernilai memang harus membutuhkan kerja keras. Gani sadar dirinya bukan mahasiswa yang memiliki banyak uang, yang hanya membeli skripsi mereka ataupun membayar dosen untuk mengerjakannya. Namun semangat dan kerja kerasnya telah membawah Gani sampe ke Sidang Akhir.
Jantung yang berdebar kencang dan raut wajah yang terlihat gugup mendandakan dia seakan belum siap. Wajar saja dia harus menjelaskan dan mempertanggung jawabkan skripsinya didepan 6 dosen yang terlihat menakutkan saat didalam ruangan.
"Gani semangat dan jangan lupa melambaikan tangan ke kamera jika kamu tidak mampu" canda temannya sambil tertawa.
"Iya tenang saja, tolong siapkan tandu untuk mengangkut ku yah setelah itu" Balas canda Gani ke temannya.
Gani pun masuk dan menysiapkan materi skripsinya. Gani membagikan skripsinya ke 6 dosen tersebut sambil tangannya berkeringat.
"Santai saja jangan gerogi" jawab salah satu dosen .
Gani pun membuka sidang skripsinya dengan salam dan meperkenalkan dirinya, dilanjutkan dengan menjelaskan materinya. Semakin lama Gani merasa tenang dan mulai menikmati penjelasannya. Beberapa dosen pun merasa Gani yang awalnya gugup, namun saat menjeskan menjadi lebih tenang. Gani terasa seperti menjelaskan didepan teman-temannya. Raut wajah yang awalnya gugup kini berubah menjadi percaya diri. 
Penjelasan pun telah selesai, Gani pun memberikan kesempatan kepada dosen pengujinya untuk bertanya atau merevisi skripsinya.
"Tadi awal kamu kelihatan gugup, tetapi kenapa sekarang kamu terlihat tenang sekali Gani. penjesalanmu pun bagus. sangat menguasai materi " Kata salah satu dosen.
"Tidak tau pak, saya hanya mencoba menjelaskan dan sambil berdoa saja"  jawab Gani.
Proses tanya jawab pun hampir usai, hingga salah satu dosen bertanya "Kayaknya sebelumnya saya perna melihat kamu, tetapi saya lupa dimana yah".
"Iya pak saya yang biasa jualan es di dekat rumah bapak" jawab Gani
Dosen-dosen pun kaget, ternyata selama ini Gani kuliah sambil berjualan. Mereka mengira Gani seperti mahasiswa pada umumnya yang hanya kuliah saja sebagai kesibukannya. Wajar saja selama ini mahasiswa yang sambil bekerja harus menunda skripsinya karena kesibukannya. sedangkan Gani tetap Berkuliah sambil berjualan bahkan Gani mampu menjadi mahasiswa pertama yang mampu untuk sidang skripsi dibandingkan dengan mahasiswa lain yang kesibukannya hanya berkuliah saja.
Sidang skripsi pun ditutup dengan Dosen membacakan nilai dan hasil yang didapat Gani saat sidang skripsi. Gani pun mendapatkan nilai yang cukup bagus dan memiliki IPK diatas rata-rata.
"Selamat yah Gani, kamu sekarang telah resmi menjadi sarjana" kata dosen pembimbingnya
"Iya pak, terimah kasih atas bimbingannya selama ini dan maaf telah merepotkan bapak selama ini" jawab Gani.
Gani pun keluar ruangan dengan muka tersenyum, wajar saja sekarang gani resmi menyandang gelar sarjana.
"Selamatnya Gani, sekarang nama kamu semakin panjang lagi" kata teman-temanya.
"Iya makasih, kalian juga harus cepat nysul yah. jangan ditunda skripsinya" jawab Gani.
Teman-teman Gani pun mulai memberikan selamat dan menyalami Gani. Akhirnya perjuangannya telah mendapatkan hasil. Hal yang tidak perna Gani bayangkan menjadi mahasiswa pertama yang lulus dan mendapatkan nilai yang memuaskan juga.


Sukses Itu Pasti

Sidang skripsi telah dilewati, namun bukan berarti perjuangan telah berhenti. inilah saatnya perjuangan yang sesunggunya, yaitu bersaing dalam dunia kerja. Yang mampu bekerja yang akan terpakai, sedangkan yang hanya diam menunggu dan bersantai harus tertinggal.
Namun sebelum semua itu, pemindahan toga telah didepan mata. Saatnya menunjukan kerja keras belajar selama ini telah mendapatkan hasil.
Nama Gani dipanggil pertama, sesuai dengan hasil yang didapat yaitu nilai IPK terbaik di program studinya. Orang tua gani tersenyum dan menenteskan air mata kebahagian. Bagaimana tidak anak yang meninggalkan mereka 4 tahun lalu untuk mencari kesuksesan, kini telah melewati tahap pertama yaitu sukses mendapatkan gelar sarjana.
Toga pun telah dipindahkan, dan Gani turun dari atas panggung. Setelah semua telah selesai, konvoi mahasiswa tak bisa dihindarkan. Adik-adik tingkat telah menyiapakn kendaraan berserta pengawalan polisi untuk konvoi ini. Sekedar menunjukan solidaritas antara adik tingkat yang akan melanjutkan perjuangan seperti kakak tingkat mereka yang telah lulus.
Saat semua berkumpul dan mulai konvoi, seperti hal dahulu, Gani tidak mengikuti konvoi tersebut. Gani langsung mengampiri ke dua orang tuanya dan memeluk mereka. Air mata kebahagian tak terbendung lagi.
"Kini kamu telah berhasil, tetapi ingat perjuangan mu bukan berarti berhenti. Ketika setelah ini kamu sukses, jngan perna lupakan tempat kamu berada"  kata ayah Gani.
"Iya pak, Bu. Terimah kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Terimah kasih atas kepercayaannya kepada ku selama ini "  jawab Gani.
Gani pun mengajak kedua orang tuanya berfoto bersama menggunakan toga. Foto pun dilakukan 3 kali, 2 kali foto bersama ke dua orang tua Gani dan sekali Gani berfoto sendiri.
Foto wisudanya itulah yang dipajang di meja kerjanya, sedangkan foto bersama orang ruanya dipajang dirumahnya.
Proses  wisuda pun telah selesai dan Gani hanya tinggal menunggu pengambilan Ijasah setelah semua persyratan telah selesai. Salah satu persyratannya yaitu menyelesaikan revisi yang diberikan saat sidang skripsi. Gani yang telah lulus terlebih dahulu saat itu telah menyelesaikan revisinya. 
Saat semua telah selesai, hampir semua teman-teman Gani melakukan liburan, namun tidak bagi Gani. Gani langsung mencoba mencari lowongan kerja. Dan pada saat itu gani mendapatkan lowongan pekerjaan yang kebetulan membutuhkan karyawan sesuai dengan jurusan yang dia memiliki. Gani pun melamar dan akhirnya diterimah kerja.
Karena kemampuannya dan kerja kerasnya, setelah beberapa bulan Gani percaya menjadi penanggung jawab dan akhirnya setelah genap 2 tahun bekerja Gani diangkat menjadi manager diperusahaan tempat dia bekerja.
"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2x)"  Suara Adzan Magrib mulai berkumandang. Gani pun melihat jamnya yang menunjukan jam 6 lewat. Gani pun bangun dari meja kerjanya dan bergegas pulang.
"tiitt....tiittt"  suara alarm mobil Gani. Gani pun menuju mobilnya. Hal berbeda dengan beberapa tahun lalu dimana saat Gani pulang selalu mendorong gerobak. Gani pun mengendarai mobilnya menuju Masjid untuk melakukan Sholat Magrib terlebih dahulu sebelum pulang. Ditengah kesuksesannya, Gani tak lupa mejalankan tugasnya sebagai umat Islam yaitu mengerjakan Sholat.
"Sebuah mimpi dapat terwujud bukan karena keajaiban melainkan karena kerja keras" Colin Powell"